top of page

#lokalindokeren (inspiration people)-Tarjono Slamet Seorang Difabel, Sukses Menjalankan Bisnis

  • Writer: Lokal Indo Keren
    Lokal Indo Keren
  • Jul 18, 2020
  • 2 min read

Terkadang banyak orang yang memandang sebelah mata bagi seseorang yang tidak memiliki kesempurnaan dalam fisiknya, karena banyak yang beranggapan bahwasannya seseorang yang mempunyai kekurangan tidak dapat bekerja dengan baik dan tidak bisa menghasilkan apa-apa. Akan tetapi tidak semua orang yang mempunyai kelainan khusus itu tidak bisa bekerja apapun, seperti pada tokoh inspiratif yang satu ini adalah Trjono Slamet yang mengalami kecacatan dalam fisik. Ia mengalami musibah saat bekerja sebagai pegawai PLN yang membuatnya cacat seumur hidup akibat sengatan listrik tegangan tinggi. Kakinya terpaksa harus diamputasi dan kesepuluh jari tangannya lumpuh karena mengalami kerusakan saraf.


Berbagai anggapan negatif soal keterbatasan penyandang cacat justru tak menjadi penghalang Tarjono Slamet untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Lelaki asal Pekalongan, Jawa Tengah ini justru bangga dengan beragam hasil karya para difabel. Menurutnya, potensi dan semangat kerja dari para penyandang cacat lebih besar dibandingkan dengan orang normal kebanyakan.


Seperti yang dilansir dalam artikel kontan.co.id Dengan semangat itu pula, pada 2003 Tarjono merintis usaha bernama CV Mandiri Craft di Dusun Gatak, Timbulharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta. "Usaha ini terbangun karena keprihatinan saya pada para penyandang cacat," tuturnya. Tarjono membuat kerajinan berbahan dasar kayu, seperti alat peraga edukatif (APE), mobil-mobilan, kereta, dan puzzle. Selain itu, ia juga memproduksi berbagai tas, dompet, frame, kotak tisu, kotak perhiasan, bahkan peralatan olahraga berupa stik baseball.

Produk kerajinan dan mainan edukasi ini tak hanya menyasar konsumen di pasar lokal. Tarjono telah mengirim berbagai produknya ke Australia, Malaysia serta Selandia Baru. Pada saat awal membangun usaha, Tarjono merekrut sekitar 50 penyandang catat yang tersebar di berbagai wilayah di Yogyakarta. Meski sebagian besar karyawannya penyandang cacat, ia tak menemui kendala yang berarti dalam menjalankan usaha ini. "Karena kami hanya merekrut yang sudah berusia lebih dari 23 tahun," jelasnya dalam artikel kontan.co.id.


Di tengah melambungnya usaha Mandiri Craft, bencana gempa bumi yang melanda Yogyakarta pada 2006 menghancurkan seluruh peralatan dan berbagai barang produksi. Musibah ini mengakibatkan usaha yang telah diris selama tiga tahun harus gulung tikar. Namun, dengan semangat yang tersisa untuk memberdayakan para penyandang cacat, Tarjono pun membangun kembali bisnisnya dari nol. "Para penyandang difabel tentunya membutuhkan penghasilan," ujarnya.


Semangat Tarjono untuk membangun kembali Mandiri Craft agaknya mendapat angin segar. Ia memperoleh bantuan berupa mesin, bangunan gedung serta peralatan lain dari Palang Merah Indonesia, Jepang, Malaysia, dan Belanda.

Harga produk kerajinan Mandiri Craft mulai Rp 15.000 yakni mainan anak-anak, hingga yang paling mahal berupa furnitur ukiran kayu Rp 900.000. Walau terkendala oleh kekurangan fisik, produk-produk buatan para penyandang cacat mampu bersaing dengan yang dikerjakan oleh tenaga tanpa cacat.


Jadi, untuk sobat lokal yang masih memiliki fisik yang sempurna kalian tidak boleh pantang menyerah dalam menjalankan aktivitas lainnya, seperti yang kita ketahui dari cerita diatas seseorang yang mempunyai kebutuhan khusus saja dapat menghasilkan sesuatu yang dapat mengalahkan orang yang normal, bahkan produk yang dihasilkan dapat tersebar ke ranah internasional loh sobat lokal. Nah maka dari itu kita harus selalu semangat untuk mencapai cita-cita kita ya sobat lokal.


Dan jangan lupa untuk selalu mencintai produk lokal Indonesia, yuuu mulai sekarang kita beralih ke produk lokal Indonesia #lokalindokeren #lokaltetapkeren.



Penulis : Fitriatul Intiha

 
 
 

Kommentare


bottom of page